Jumat, 13 April 2012


METODE BIMBINGAN DAN KONSELING

A.     METODE KOGNITIF
Teori original Holland mengalami modifikasi sebagai hasil dari penelitian ulang, hal ini terbatas pada lingkungan kerja pada masyarakat Amerika (Osipow, 1983 : 83). Pada kata pengantar dalam karya tulisnya yang terakhir yaitu “Making Vocational Choices : A Theory of Vocational Personalities and Work Environments” (1985), John Holland mengatakan bahwa buku itu merupakan perumusan teorinya yang kelima sejak karya tulisnya yang pertama pada tahun 1959 (Winkel & Hastuti, 2005 : 634).
Tingkatan orientasi kepribadian individu menentukan lingkungan yang dipilihnya, semakin jelas tingkatannya, maka makin efektif pencarian lingkungan yang sesuai (Manrihu, 1992 : 71). Pengetahuan individu tentang diri dan lingkungannya diperlukan untuk menetapkan pilihan yang sesuai. Holland mengakui bahwa pandangannya berakar dalam psikologi diferensial, terutama penelitian dan pengukuran terhadap minat, dan dalam tradisi psikologi kepribadian yang mempelajari tipe-tipe kepribadian (Winkel & Hastuti, 2005 : 634).
Menurut John Holland individu tertarik pada suatu karir tertentu karena kepribadiannya dan berbagai variabel yang melatarbelakanginya. Pada dasarnya, pilihan karir merupakan ekspresi atau perluasan kepribadian ke dalam dunia kerja yang diikuti dengan pengidentifikasian terhadap stereotipe okupasional tertentu. Perbandingan antara self dengan persepsi tentang suatu okupasi dan penerimaan atau penolakannya merupakan faktor penentu utama dalam pilihan karir. Sentral bagi teori Holland adalah konsep bahwa individu memilih sebuah karir untuk memuaskan orientasi kesenangan pribadinya. Jika individu telah mengembangkan suatu orientasi yang dominat, maka akan lebih besar kemungkinan baginya mendapatkan kepuasan dalam lingkungan okupasi yang sesuai. Akan tetapi, jika dia belum dapat menentukan pilihan, maka kemungkinan mendapat kepuasan itu akan hilang. Orientasi kesenangan pribadi yang didukung oleh lingkungan kerja yang sesuai akan menentukan pilihan gaya hidup individu.
Holland berusaha menjelaskan pilihan pekerjaan dari sudut lingkungan kerja, pribadi dan perkembangannya dan interaksi pribadi dengan lingkungannya. Dikemukakan bahwa setiap individu dalam perkembangannya selalu berorientasi pada suasana pekerjaan dan orientasi ini memberi corak hidup pada diri seseorang.
Ø      Menurut Holland terdapat enam macam suasana pekerjaan, yaitu: realistik, intelektual, sosial, konvensional, artistik, enterprise.
a)      Model Realistik
Orang yang realistik menguasai lingkungan sosial dan fisiknya dengan memilih tujuan-tujuan, nilai-nilai dan tugas-tugas yang memerlukan penilaian objektif, kongkret. Aktivitas-aktivitas yang disukai : suka aktivitas yang melibatkan kecakapan gerak (motorik), benda-benda, realisme, dan bersetruktur. Aktivitas tersebut termasuk atletik, pramuka, keahlian, karya-karya ilmiah, berkelompok, menggambar mesin-mesin, bengkel, mekanik, ahli menembakbalapan (racing), berkebun.
Konsep diri : memandang dirinya sendiri seperti telah dewasa dan matang, kelaki-lakian, praktis, konvensional, gigih, tidak sosial, rendah diri, bersikap patuh alamiah (tidak memamerkan diri), senang dengan perubahan, dan memiliki jangkauan munat yang terbatas menganggap dirinya kurang memiliki kepercayaan diri, mengarang, berbicara, keaslian dan kepemimpinan.
Bakat dan kemampuan khusus : memiliki bakat yang lebih baik dalam matematika dari pada nakat verbal. Kemampuan psikomotor dan mekanis jauh melampaui bakat numerikal(angka), verbal dan persepsi.
b)      Tipe investigatif (intelektual)
Orang-orang intelektual menguasai lingkungan fisik dan sosial melalui penggunaan intelegensi. Orang-orang intelektual ditandai oleh sifat-sifat seperti analitis, rasional, berdiri sendiri, radikal, kritis, ingin tahu dan cerdas.
Aktivitas-aktivitas yang di sukai : mengagumi Curie, Darwin, Rusel, Oppenheimer dan Burbank; peranan yang di sukai sebagai pekerja yang berdiri sendiri, baik memberi ataupun menerima dukun gan, lebih suka menjadi dirinya sendiri.
Konsep diri : Memandang dirinya sendiri sebagai orang yang tidak sosial, kelaki-lakian, keras hati, mengendalikan diri, mandiri, ilmiah, intelektual, memusatkan perhatian dan pikiran kepada diri sendiri, bersikpa patuh, rendah diri, asli, tidak pamer, tidak populer.
Bakat dan kemampuan khusus : Skor yang tinggi dalam bakat matematika dan bakat verbal.
c)      Tipe Artistik
Orang artistik menguasai lingkungan sosial dan fisiknya dengan menggunakan perasaannya dan imajinasinya untuk menciptakan produk dan bentuk-bentuk seni. Pemecahan masalahnya dengan cara melibatkan ekspresi imajinasinya dan perasaannya menurut seni yang direncanakannya.
Aktivitas-aktivitas yang disukai : menyukai aktivitas-aktvitas yang bersifat kreatif, perdebatan musik, mahasiswa ilmu sosial politik, pelayanan masyarakat, fotografi.
Konsep diri : memandang dirinya sendiri sebagai orang yang tidak sosial, kewanitaan, introspektif, defresif, rendah diri, peka, berdiri sendiri, radikal, tidak stabil, naif.  Tunduk oada tekanan orang tua untuk mencapai prestasi.
Bakat dan kemampuan khusus : biasanya bakat verbal leboh tinggi di banding dengan bakat matematika. Memiliki kemampuan motorik dan persepsi yang baik yang menghasilkan keunggulan dalam bidang seni.
d)      Tipe Sosial
Orang-orang sosial menguasai lingkungannya dengan memilih tujuan, nilai-nilai dan tugas-tugas dimana ia dapat menggunakan kecakapannya demi kepentingan orang lain dalam hubungan untuk melatih dan mengubah tingkah lakunya. Sifat yang khas pada orang-orang sosial termasuk keramahtamahan, suka bergaul, kesadaran sosial, status yang kuat.
Aktivitas-aktivitas yang disukai : aktivitas-aktivitas yang disukai lebih melibatkan ekspresi estetik, sosial, dan keagamaan termasuk aktif di tempat peribadatan, pemerintahan, pelayanan masyarakat, musik membaca olahraga, mengarang, drama, sejarah, menata pertunjukan, wartawan, kepustakaan.
Konsep diri: memandang dirinya sendiri sebagai orang sosial, kebutuhan menyenangkan orang lain, riang gembira, suka bergaul, bersedia mengambil resiko, bersifat kewanitaan, tidak ilmiah, bertanggung jawab. Menilai tinggi dirinya sendiri dalam kepemimpinan, memiliki suatu citra diri yang positif.
Bakat dan kemampuan khusus :Cenderung memiliki bakat verbal yang tinggi tetapi bakat matematikanya rendah.
e)      Tipe enterprising (usaha)
Orang-orang enterprising memilih nilai-nilai, tujuan dan tugas-tugas melalui keberaniannya mengambil resiko, kebutuhan untuk menguasai orang lain, semangatnya yang besar dan kualitas yang bersifat impulsif.
Aktivitas-aktivitas yang disukai : aktivitas dimana dia dapat memenuhi kebutuhannya untuk menguasai orang lain, serta pengakuan dimana dia dapat memainkan peran kelaki-lakian. Aktivitas itu termasuk olahraga, drama, mengarang, ekonomi, bahasa asing, balapan, berenang, menulis laporan teknik, mengumpulkan sumbangan.
Konsep diri : memandang dirinya akan dapat menguasai orang lain, suka bergaul, menyenangkan, bersedia mengambil resiko, menginginkan status yang tinggi.
Bakat dan kemampuan khusus :  berprestasi dalam olahraga dan dalam persuasiif (kepemimpinan), dan kurang luas dalam bidang artistik.
f)        Tipe Konvensional
Orang-orang konvensional menguasai lingkungan fisik dan sosial dengan memilih tujuan, nilai-nilai dan tugas-tugas yang didukung oleh adat, kebiasaan masyarakat. Pendekatan terhadap masalahnya bersifat stereotip, praktis, tepat, dia kurang spontanitas dan keaslian.
Aktivitas – aktivitas yang disukai : aktivitas yang memberikan kesan yang bersifat pasif dan aktivitas yang berstruktur. Drama, musik, arimatik.
Konsep diri : memandang dirinya kelaki-lakian (suatu pertahanan), licik, berpengaruh, suka melucu, subyek ditekan pada orang tua untuk berprestasi, kebutuhan untuk menguasai orang lain, teliti, suka bergaul, kurang berprestasi, kaku, intelektual, stabil, tekun.
Bakat dan kemampuan khusus : memiliki bakat yang lebih baik dalam matematika dari pada bakat verbal.


Enam Tipe Kepribadian Berkaitan dengan Jenis Pekerjaan

Tipe Pekerjaan
Jenis Pekerjaan yang Sesuai
Tipe Kepribadian
Tipe realistik
Montir mobil, aircraft, pengontrol, pensurvei, petani, tukang listrik
Tidak suka bergaul, menyesuaikan diri, terus terang, asli, keras kepala, tidak fleksibel, nateralistik, alami (wajar), normal, gigih, praktis, rela berkorban, rendah hati, hemat, tidak pengertian, tidak sulit/rumit
Tipe investigatif (intelektual)
Ahli ilmu biologi, ahli kimia, ahli ilmu fisika, ahli antropologi, geolog, teknolog medis
Analitis, berhati-hati, kompleks, kritis, curiga, bebas, cendikiawan, yang introspektif, pesimistis, persis, masuk akal, terpesan, mengundurkan diri, yang tidak berlagak, yang tak disukai
Tipe artistik
Composer, musisi, penata panggung, penulis, interior dekorasi, aktor/akris, memiliki kemampuan artistik, seperti menulis, musik atau kesenian, tapi memiliki kelemahan clerikal skills
Koplikasi, ketidakteraturan, emosional, ekspresif, idealistik, imajinatif, kurang praktis, implusif, independen, introspektif, intuitif, nonconforming, terbuka, original, senditif
Tipe sosial
Guru, rohaniawan, konselor, psikologis, psikiater kasus kerja, terapi, harus memiliki kekurangan kemampuan mekanikan dan scient.
Berpengaruh, koperatif, empati, bersahabat, dermawan, suka menolong, idealistik, baik, sabar, persuasif, bertanggung jawab, sosial, bijaksana, pengertian, ramah
Tipe enterprising
Seles, manajer, bisnis eksekutif, prosedur televisi, promotor olahraga, pembeli, memiliki kemampuan kepemimpinan dan kemampuan berbicara tapi sering seringkali kekurangan kemampuan scient.
Serakah, suka berpetualang, menyenangkan, ambisius, menguasai, enerjik, mencari kesenangan, suka pamer, suka menarik perhatian, genit, optimis, percaya diri, sosial, pandai berbicara
Tipe konvensional
Penjaga buku, penulis steno, penulis keuangan, bankker, estimasi biaya, ahli pajak. Harus memiliki kemampuan menulis dan aritmatika, tapi memiliki kekurangan seni.
Berhati-hati, patuh, teliti, bertahan, efisien, teguh, malu-malu, sistematis, taat, rapi, gigih, praktis, sopan, tanpa imajinasi, hemat.


Beberapa pernyataan Holland
1.      Manusia dapat digolongkan sebagai satu dari enam jenis kepribadian.
2.      Ada enam lingkungan model.
3.      Manusia memiliki lingkungan yang menguntungkan baginya.
4.      Perilaku ditentukan oleh satu interaksi antara kepribadian dan lingkungan.
5.      Manusia menemukan penguatan lingkungan-lingkungan.
6.      Interaksi-interaksi yang tak sejenia merangsang perubahan di dalam perilaku manusia.
7.      Seseorang memutuskan inkongruensi mencari lingkungan yang baru atau dengan mengubah perilaku pribadi dan persepsi-persepsi.
8.      Interaksi-interaksi timbal balik antara orang dan dan pekerjaan berurutan biasanya menuju kepada satu rangkaian sukses dan kepuasan.

Holland (Manrihu, 1992 : 77-78) juga menambah tiga asumsi tentang orang-orang dan lingkungan-lingkungan, asumsi-asumsi ini adalah:
1.      Konsistensi, pada diri seseorang atau lingkungan, beberapa pasangan tipe lebih dekat hubungannya daripada yang lainnya. Misalnya, tipe-tipe realistik dan investigatif lebih banyak persamaannya daripada tipe-tipe konvensional dan artistik. Konsistensi adalah tingkat hubungan antara tipe-tipe kepribadian atau antara model-model lingkungan.Taraf-taraf konsistensi atau keterhubungan diasumsikan mempengaruhi preferens vokasional. Misalnya, orang yangpaling menyerupai tipe realistik dan paling menyerupai berikutnya dengan tipe investigatif (orang yang realistikinvestigatif) seharusnya lebih dapat diramalkan daripada orang yang realistik-sosial.
2.      Diferensiasi, beberapa orang atau lingkungan lebih dibatasi secara jelas daripada yang lainnya. Misalnya, seseorang mungkin sangat menyerupai suatu tipe dan menunjukkan sedikit kesamaan dengan tipe- tipe lainnya, atausuatu lingkungan mungkin sebagian besar didominasioleh suatu tipe tunggal. Sebaliknya, orang yang menyerupai banyak tipe atau suatu lingkungan yang bercirikan kira-kira sama dengan keenam tipe tersebut tidak terdiferensiasi atau kurang terdefinisikan. Taraf di mana seseorang atau suatu lingkungan terdefinisikan dengan baik adalah taraf diferensiasinya.
3.      Kongruensi, berbagai tipe memerlukan berbagai lingkungan. Misalnya, tipe-tipe realistik tumbuh dengan subur dalam lingkunganlingkungan realistik karena lingkungan seperti itu memberikan kesempatan-kesempatan dan menghargai kebutuhan-kebutuhan tipe realistik. Ketidakharmonisan (incongruence) terjadi bila suatu tipe hidup dalam suatu lingkungan yang menyediakan kesempatan-kesempatan dan penghargaan-penghargaan yang asing bagi preferensi-preferensi atau kemampuan-kemampuan orang itu misalnya, tipe realistik dalam suatu lingkungan sosial.

Aplikasi Teori Holland di Sekolah
Pandangan Holland sangat relevan bagi bimbingan karier dan konseling karier di institusi pendidikan untuk jenjang pendidikan menengah dan masa awal pendidikan tinggi (Winkel & Hastuti, 2005: 639). Tekanan yang diberikan pada pemahaman diri sehubungan dengan beberapa kualitas vokasional yang dimiliki seseorang dan pada informasi yang akurat mengenai berbagai lingkungan okupasi, menyadarkan lembaga bimbingan akan tugasnya untuk membantu orang muda mengenal diri sendiri dan mengenal ciri-ciri lingkungan, kedua hal ini sangat diperlukan sebagai masukan dalam memikirkan pilihan okupasi secara matang (Winkel & Hastuti, 2005: 639). Alat-alat yang dikembangkan oleh Holland, yaitu The Occupations Finder dan The Self-directed Search, yang menanyakan kegiatan/aktivitas yang disukai, berbagai kompetensi yang dimiliki, bidang-bidang pekerjaan yang diminati, dan evaluasi diri dalam beberapa keterampilan, harus dicocokkan dengan sistem klasifikasi okupasi yang berlandaskan pada teori yang sama, dengan demikian. orang muda dapat menemukan sejumlah alternatif pilihan okupasi untuk dipertimbangkan lebih lanjut (Winkel
& Hastuti, 2005: 639). Cara bekerja ini pada dasarnya menerapkan suatu pendekatan yang mirip dengan pendekatan Trait and Factor, namun maju lebih jauh dari pada teori Trait and Factor tradisional (Winkel & Hastuti, 2005: 639).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar